Kab.
Probolinggo (Humas) Bertempat di Areal Desa Tunggak Cerme Wonomerto tadi pagi
(16/12) Berlangsung acara Safari Maulid Nabi Muhammad SAW. yang dihadiri Bupati
Probolinggo (Ibu. Hj. P. Tantriana Sari, SE) bersama Anggota DPR-RI (Bapak Drs.
H. Hasan Aminuddin, M.Si), Forkopimda, Forkopimcam Kecamatan Wonomerto, KUA
(Penghulu dan Penyuluh Agama Islam), PCNU, MWCNU, Banom, Lajnah dan Lembaga,
tokoh agama dan tokoh masyarakat serta masyarakat sekitar.
Acara
yang diawali dengan Pembaan ayat suci Al-Qur’an ini kemudian dilanjutkan dengan
sambutan kepala desa Tunggak crème. Yang dalam sambutannya Kepala Desa
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Daerah yang
telah menghadiri acara dimaksud dengan harapan semoga akan mampu memberikan
perubahan bagi masyarakat wonomerto dalam penataan kelembagaan dan kegiatan
kegamaan bisa meningkatkan taraf kehidupan bermasyarakat yang islami, mandiri
dan berperadaban.
Kepala
Desa (Bapak Nantu Hermanto juga menjelaskan profil dan potensi Desa Tunggak
Cerme, peran serta Forkopimcam, mulai dari Camat dan jajarannya, Puskesmas dan
KUA serta Para Kepala Desa bersatu dalam mewujudkan pembangunan karakter Bangsa
secara berkesinambungan. Peran-peran tersebut bisa berkembang dengan baik kalau
didukung pemerintah daerah untuk mengarahkan, mengawasi roda pemerintahan
hingga ke pelosok desa.
Acara
juga dimeriahkan dengan Tarian Khas Probolinggo perwakilan siswa SDN Tunggak
Cerme sebagai salah satu bentuk penampilan kebudayaan daerah yang sudah lama
berkembang dan tetap terpelihara hingga kini. Pembacaan Sholawat Simtutduror
yang dilantunkan oleh Santri Pondok Pesantren Albarokah Asuhan KH. Muh. Hasan
Sidik Ketua MWCNU Wonomerto juga tidak kalah menariknya ketika suara-suara emas
para santri tersebut bergema memenuhi nuansa khalayak yang ikut bersalawat
bersama para warga dan jamaah dari berbagai daerah di wonomerto. Namun ada juga
yang mengharukan bagi kita saat penyematan dan pemberian penghargaan oleh
Anggota DPR-RI (Bapak Drs. Hasan Aminuddin, M.Si) kepada ananda Mustaqim Peraih
Juara II Kejuaraan Atlit Tingkat Nasional yang berasal dari Penduduk Desa
Tunggak Cerme.
Pemberian
santunan kepada fakir miskin dan janda tua oleh Ibu Bupati Probolinggo juga
mewarnai gebyar safari maulid ini. Bupati yang jadwal kegiatannya sangat padat
pada hari tersebut; mulai dari membuka kegiatan Hari Ibu di Pendopo Kabupaten,
menghadiri latihan menembak Jatri TRW 4 Tahun 2015, menghadiri Safari Nabi Muhammad
Saw di Desa Tunggak Cerme Wonomerto dan Safari Maulid Nabi Muhammad Saw di desa
Karanganyar Bantaran. Namun kegiatan demi kegiatan bisa berjalan dengan lancar
dan sukses.
Sedangkan
KH.Hasan Adzkiya’ dalam orasi ilmiyahnya menyampaikan bahwa kita yang berkumpul
disini tidak ada maksud dan tujuan selain ikut gembira, senang atas kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi mau ditaruh dimanapun tetap pantas. Dalam segala
kontek dan aspek kehiduan, kita membacakan maulid nabi dan sejarahnya untuk
menjadi uswah hasanah bagi kita umat manusia karena Rasulullah saw bukan
manusia biasa akan tetapi manusia luar biasa.
Ada
hal nyata bagi Rasulullah yang sama sekali berbeda dengan manusia lainnya,
kalau nabi tidur hatinya tidak tidur akan tetapi tetap bersambung kepada Allah
SWT. Suatu saat Rasulullah tidur dari badannya keluar keringat, oleh istrinya
ibnu Tsurain keringatnya dimasukkan botol dan dijadikan pengharum ruangan.
Kelanjutan maulid nabi bukan hanya masalah mempersiapkan makanan akan tetapi
hikmah dan atsar apa yang kita peroleh tentunya perubahan kebaikan pada diri
kita untuk dapat mencontoh Rasulullah saw.
Dan
siapa yang dekat dengan Rasulullah saw maka derajatnya akan tambah tinggi
dihadapan Allah dan akan dijamin keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Ada 7 kesunnatan Rasulullah yang selalu beliau lakukan, dan sebisa
mungkin kita upayakan untuk meneladaninya. Yaitu ; sholat berjamaah,
bershodaqah, memperbanyak baca Qur’an dan Sholawat kepada nabi, Istighfar,
Dawaamul wudhu’ dan sholat Malam.
Dalam
orasi Ilmiyahnya Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si (Anggota DPR-RI) dan sekaligus
Mustasyar PCNU Probolinggo menyimpulkan bahwa manusia yang hidup hari ini lebih
cenderung menggunakan logika dalam menyikapi berbagai kejadian di sekitarnya.
Begitu juga kita berbicara maulid nabi juga bisa menggunakan logika, namun kita
warga NU hendaknya menjadikan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah sebagai naqliyah
pemahaman dan pemaknaan. Dalam memperingati hari kelahiran Rasulullah Muhammad
Saw. tidak ada larangan bagi kita untuk mengkultuskan Nabi Muhammad Saw.
sebagai panutan bagi hidup ini bahkan merupakan anjuran Allah karena Akhlak
Rasulullah Saw merupakan Intisari dari Al-Qur’an.
Yang
tidak boleh adalah menganggap nabi muhammad sebagai tuhan. Apa
yang disampaikan oleh KH. Gus Musthofa Hasan Adzkiya bahwa islam di Indonesia
sangat berbeda dengan islam di Cecsnia dan Tunisia, karena islam di Indonesia
disampaikan dengan cara yang damai dan santun oleh para Wali Songo melalui
budaya yang berkembang di Indonesia saat itu sebagaimana seni tari khas
Probolinggo yang ditampilkan Siswa SDN Tunggak Cerme tadi. Seni budaya harus
tetap terjaga dan terpelihara, budaya dapat menjadi pelajaran dalam kehidupan.
Namun
yang terpenting adalah uswah hasanah bagi umat manusia. Utamanya akhlak dan
etika rasulullah tentunya dengan memperbanyak membaca al-Quran yang terdiri
dari 6666 ayat tersebut dibiasakan untuk dibacanya dan diamalkan seluruh
isinya. Ambillah sebagai teladan semua yang baik dari Rasulullah Saw.
Ada
sebuah cerita disaat Rasulullah wafat. Mertunya datang kepada anaknya Siti
Aisyah dia bertanya ? apa kekurangan ayahmu terhadap ibadah yang sesuai dengan
baginda Rasulullah Saw. Aisyah merasa kesulitan untuk menjawab pertanyaan sang
ayah, ia hanya menjawab dengan; sudah cukup bapak. Bukan begitu tapi saya ingin
mengetahuinya. Lalu aisyah menjawab lagi kekurangannya adalah ketika Rasulullah
datang ke pasar setelah sholat dhuha bukan untuk berbelanja akan tetapi untuk
bershodaqah dengan sesuap nasi.
Walaupun
Rasulullah dihujat sebagai tugas sihir, tukang tipu namun Rasulullah tetap
bersabar dan menyuapi makanan pada wanita tua buta tersebut dengan mesra tanpa
menyebutkan statusnya sebagai utusan Allah. Padahal si tua buka bukan seorang
muslim tapi orang kafir disinilah kita layak meniru akhlak rasulullah saw.
Kemudian ketika Rasulullah saw wafat Abu Bakar As-Shiddiq datang kepada wanita
tua buta tersebut menyampaikan bahwa lelaki yang selalu menyuapi makanan
tersebut adalah Rasulullaah Saw yang selalu dicela sekarang telah wafat. Maka
wanita tua buta tersebut menangis karena menyesal dan saat itu pula menyatakan
masuk islam. Semoga beberapa kisah ini bisa menjadi teladan bagi kita semua
untuk senantiasa menjadikan Uswah hasanah dalam kehidupan ini, amin. (Ansori).
0 Komentar