Tokoh NU Kupas Tuntas Hikmah Nuzulul Al-Quran sebagai The Way of Life hingga Pencegahan Stuting

 

PROBOLINGGO (InfoNU) Malam Nuzulul Quran menjadi malam penuh keberkahan dan Allah SWT akan melipatgandakan pahala umat Islam yang memperbanyak ibadah di malam tersebut. Ramadan adalah bulan di mana di dalamnya diturunkan alquran, kalamullah yang menjadi pijakan umat muslim seluruh dunia. Malam ini Ketua PCNU Probolinggo Kyai Abdul Hamid hadir memberikan pembinaan guru ngaji, tokoh agama dan penguatan wawasan bagi kaum Nahdliyin dalam giat yang diinisiasi MWCNU Wonomerto bersama lembaga dan Banom. Rabu, (3/4/2024).

Guru ngaji merupakan ujung tombak dari Jam'iyyah Nahdlatul Ulama yang bertugas untuk memperkuat dan mempertahankan paham ahlussunah waljamaah. Tanpa adanya penguatan aqidah generasi muda dikuatirkan tergeros perkembangan zaman yang berakibat pada runtuhnya moral bangsa, tegasnya.

Gerakan keagamaan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan (Istiqomah) sehingga akan melahirkan karomah yang kelak akan memberikan atsar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tambahnya.

Ketua PCNU mohon doa semoga diberikan kemudahan dalam mewujudkan cita-cita besarnya terkait pengadaan tanah untuk pembangunan perguruan tinggi dengan luas 2400 M2 yang berlokasi sekitar pintu masuk Jalan tol Muneng dan insyaAllah dengan kerjasama semua jajaran, mulai ranting hingga cabang dan masyarakat akan terwujud.

Mutiara indah seputar Nuzulul Quran oleh Kh. Syuhada' Nasrullah “Sudah saatnya kita mengingat kembali hikmah besar dibalik turunnya Al-Qur'an dengan intensip pengajaran dan pembelajaran Qur'an secara rutin dan lintas generasi akan melahirkan kaum Aswaja yang militan. Ulama terus memikirkan umatnya agar tetap on the track pada garis ajarannya, maka jangan sampai sebagai tokoh masyarakat dan jamaah Nu lepas tidak tahu menahu atas upaya para pendahulu, terangnya.

Qanun Azasi Nahdlatul Ulama sebagaimana yang ditulis Muassis Hadrstus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy'ari – “Mengedepankan kita berpegang teguh dalam menjaga persatuan”

Maka jadikan pijakan dalam hidup (The way of life) pusaka mulia kitab Allah Swt Alquran dan sunah Rasulullah Saw Al-hadis. Jangan mudah terpancing mengikuti aliran-aliran yang tidak jelas sumber pijakan bahkan cenderung menyimpang dari ajaran dan paham Ahlussunah waljamaah, tegasnya.

Kemudian beliau melanjutkan dengan membacakan karya KH Hasyim Asyari. Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan bangsa indonesia, nahdlatul ulama senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan nasional bangsa Indonesia. Nahdlatul Ulama secara sadar mengambil posisi yang aktif dalam proses perjuangan mencapai dan mempertahankan kemerdekaan, serta ikut aktif dalam menyusun UUD 1945 dan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.

Keberadaan Nahdlatul Ulama yang senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan bangsa, menempatkan Nahdlatul Ulama dan segenap warganya untuk senantiasa aktif mengambil bagian dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhai  Allah SWT Karenanya setiap warga Nahdlatul Ulama harus menjadi warga negara yang senantiasa menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945.

Sebagai organisasi keagamaan, Nahdlatul Ulama merupakan bagian tak terpisahkan dari umat islam indonesia yang senantiasa memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwwah) toleransi (tasamuh), kebersamaan dan hidup berdampingan baik dengan sesama umat Islam maupun dengan/ agama lain untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh dan dinamis. Sebagai organisasi yang mempunyai fungsi pendidikan, Nahdlatul Ulama senantiasa berusaha secara sadar untuk menciptakan warga negara yang menyadari akan hak dan kewajibannya terhadap bangsa dan negara.

Senada dengan sambutan Kyai Ahmad Jufri, Camat Wonomerto menekankan dua hal penting agar sama-sama dijaga bersama meningkatkan kemaspadaan menjelang hari Raya Idul Fitri termasuk menghindari petasan yang membahayakan serta mengajak para tokoh agama menjadi penopang program Pemerintah secara masif melakukan upaya pencegahan stunting di Kabupaten Probolinggo. Acara ditutup dengan doa oleh Kh. Abdul Malik Damanhuri sesepuh Nahdlatul Ulama Wonomerto. (red).

Posting Komentar

0 Komentar