Walaupun lelah dari perjalanan pulang Surabaya-Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si masih berkenan hadir untuk memberikan sambutan pada acara Tabligh Akbar Pengukuhan Pengurus DPC Tanaszaha Kabupaten Probolinggo tadi malam. Beliau hadir disambut semua panitia dan pengurus Tanaszaha dan didampingi para pengasuh Pesantren Zainul Hasan. Sebelum memberikan sambutan beliau dengan penuh khidmat mendengarkan materi orasi ilmiyah dari Gus Boy yang sempat mengupas agar kita senantiasa mempererat persaudaraan serta memupuknya dengan baik, hindari permusuhan dan perpecahan dan tindakan asusila sebagaimana LGBT yang lagi hangat-hangatnya saat ini.
Mengawali sambutannya H. Hasan Aminuddin mengulas sejarah bahwa tempat yang ditempati kegiatan ini dulunya merupakan kantor Sekretariat Pemerintah Daerah kabupaten Probolinggo, yang sekarang sudah dipindah ke Kota Kraksaan sebagai Ikhtiyar kita untuk mengembalikan sejarah awal berdirinya Kabupaten Probolinggo berada di Kota Kraksaan sejak zaman kolonial belanda. Beliau sangat senang karena saat ini, di tempat ini berkumpul para santri, alumni dan masyarakat menjadikan tempat ini sebagai tempat bermunajat kepada Allah dan berburu syafaat Rasulullah Saw.
Era sekarang santri diharapkan bangkit dan bergerak di bidang ekonomi karena penguatan ekonomi sangat penting apalagi sejak ditandatanganinya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. MEA merupakan komunitas ASEAN (ASEAN Community) di bidang Ekonomi atau ASEAN Economic Community (AEC) yang dicanangkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 di Bali pada tahun 2003. MEA diharapkan dapat mewujudkan tercapainya suatu kawasan yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang berimbang serta berkurangnya kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi.
Melihat fenomena tersebut diatas hendaknya semua santri dan masyarakat bisa memahami pentingnya penataan ekonomi tersebut. Santri jangan hanya menjadi penonton di tengah-tengah pesatnya perkembangan ekonomi dunia, dengan diberlakukannya MEA maka pihak luar negeri bisa saja membangun perdagangan dan pengembangan ekonomi di wilayah kita, karena itulah melalui acara pengukuhan DPC Tanaszaha ini saya mengajak santri harus bangkit, santri harus ambil bagian untuk menggerakkan perekonomian yang oleh para Ulama disebut Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan para pedagang) berbasis santri; baik yang masih mukim di pesantren maupun yang sudah berumah tangga dan berada di tengah-tengah masyarakat.
Tergerosnya keimanan karena kita selalu melogikakan, doa sudah ditinggalkan, seakan-akan doa tidak mampu mengalahkan akal, ini sudah potret zaman dan santri harus bisa mengamalkan keilmuan dari pesantren untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai jawaban solutif bagi kehidupan. Syukur kita kepada Allah karena Umara dan Ulama hingga saat ini masih bisa bersama-sama dalam memberikan solusi perbaikan ekonomi, penataan sosial dan tidak kalah pentingnya soal penataan keagamaan.
Mengenai urusan kemungkaran misalnya bukan hanya menjadi urusan aparat akan tetapi tanggungjawab kita bersama pemerintah dan ulama. Kalau ada kemungkaran di kabupaten Probolinggo silahkan laporkan kepada Pemerintah. Di Probolinggo jangan sampai ada hiburan yang melanggar syariat. Hiburan yang bernuansa maksiat akan mengarah pada pelanggaran syariat, minuman keras dan tindakan asusila lainnya harus kita cegah dengan mengedepankan gerakan santri untuk mengamalkan ilmunya di lingkungan masing-masing untuk menjadi pagar dan memagari komonitasnya sehingga kemungkaran tidak masuk dan berkembang di kabupaten yang kita cintai.
Berkenaan dengan pengukuhan Tanaszaha, perlu kita sadari bahwa Tanaszaha bukanlah Partai Politik akan tetapi merupakan Organisasi Khidmat sebagaimana yang telah ditandaskan Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moh Hasan Mutawakkil Allah dan Gus Boy tadi. Hidupi organisasi jangan mencari hidup di organisasi agar supaya marwah pondok pesantren dihebatkan oleh para santri yang terus berkhidmat di mana-mana. Tatkala santri dan alumni berkhidmad di manapun dan sebagai apapun; hendaknya mereka bisa berjalan lurus untuk menjadi pengolah ladang dakwah, kalaupun berkhidmat di NU misalnya, gerakkan NU itu sebagai khidmat santri bukan mencari nafkah di NU.
Inilah pesan moral yang disampaikan H. Hasan Aminuddin untuk para santri dan alumni agar supaya marwah pondok pesantren Zainul Hasan Genggong bisa membuat tersenyum Hadratus Syaikh Al-Arif Billah KH. Muhammad Hasan dan Hadratus Syaikh KH. Hasan Saifur Rijal serta para penerusnya. Harapannya para Santri Genggong bisa membuat tersenyum sang guru dan kedua orang tuanya. (Mp).
0 Komentar