Kab. Probolinggo (Bimais) Rapat dinas Bimas Islam bersama pengusus Pokjaluh kabupaten Rabu (4/10/2017) di Ruang Bimais yang dipimpin langsung Ketua Pokjaluh kabupaten mengajak para penyuluh agama peduli sesama serta memberikan support positif dalam berbagai upaya keumatan. Di mana saat ini kita memasuki tahun baru Islam 1439 H. Pada bulan Muharram ini banyak aneka kegiatan yang telah dilakukan masyarakat islam baik di kalangan Pesantren, Madin, Tokoh lintas instansi seperti juga yang dilakukan penyuluh agama dengan memberikan santunan anak yatim piatu. (4/10/2017).
Bahkan Pemerintah daerah kabupaten Probolinggo setiap tahunnya selalu memberikan santunan kepada ribuan anak yatim piatu ini kita tiru walaupun tidak sama namun harus berbuat, ungkap A. Wafi Kasi Bimais Kankemenag.
Beliau mengingat bahwa budaya ini sebenarnya budaya pesantren yang terus menerus dilakukan. Dan saat ini sudah menjadi budaya nasional. Terkait dengan kegiatan MTQ ke XXVII Provinsi Jawa Timur yang dibuka tanggal 30/9/2017 tempo hari oleh Bapak Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo bersama Bapak Kakanwil Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd di Gedung Chandra Wilwatikta Pandaan Pasuruan Jawa Timur merupakan acara gebyar islami yang harus selalu kita dukung walaupun hanya berupa support nyata kepada delegasi dan peserta kita dari Probolinggo, tambahnya.
Pengurus Pokjaluh kabupaten Probolinggp dijadwalkan akan mengunjungi para peserta dalam kegiatan MTQ Jatim tersebut pada hari kamis (5/10/2017) dan Minggu (8/10/2017) sementara pada acara penutupan nanti Pokja KUA in sya Allah semuanya akan hadir pula sebagai wujud kerjasama yang bbaik lintas instansi di kabupaten ini. Menurut Dosen IAI Nurul Jadid Paiton ini dukungan moral sangat diperlukan demi memberikan semangat juang sekaligus kita belajar untuk saling membangun iklim dinamis yang islami serta berkelanjutan. Beliau bersama pimpinan kemenag Bapak H. Santoso (Kepala) dan H. Fausi (Kasubag TU) telah bersama-sama hadir pada acara pembukaan 29 september 2017 lalu.
Selain itu kunjungan ini sebagai langkah nyata para penyuluh untuk menjadikan pembelajaran agar kita mengerti akan pelaksanaan MTQ XXVII sebagai perbaiakan MTQ tingkat kabupaten kedepannya. Penataan program kepenyuluhan kedepan sebisa mungkin harus memasukkan program-program cinta Al-Qur’an tutup Wafi. (Ansori).
0 Komentar