Perkuat Dakwah, Dewan Pimpinan MUI Probolinggo Minta Nasehat Ketum MUI Jatim

 


PROBOLINGGO (IslamNusantara) Sebagai upaya peningkatan kapasitas pengurus dan penguatan Dakwah, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo bersama Pengurus MUI dari 24 Kecamatan menuju PP. Darus Syifa Jl Raya Sepanjang No. 37 Surabaya, untuk meminta nasehat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur KH. Abdusshomad Buchori. (23/4/2018).

Kunjungan ini juga sebagai studi banding program kerja saling tukar fikiran terkait upaya MUI kabupaten guna meneguhkan jati dirinya sebagai "organisasi ulama waratsatul anbiya" yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengawal perjalanan umat Islam dan bangsa Indonesia ke depan menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Karena menurut Sekjen MUI H. Yasin yang saat itu juga mendampingi KH. Abdusshomad Buchori bersama KH. Sihabuddin Sholeh, "Ulama, khususnya pengurus MUI harus memiliki pengetahuan keagamaan yang mendalam baik menyangkut kapasitasnya maupun amanah yang diampunya sehingga membawa pada ketaqwaan dirinya maupun masyarakat islam seutuhnya.”

“Untuk studi banding, Kami memilih MUI Provinsi Jawa Timur tidak lain untuk meminta nasehat, arahan dan bimbingan Ketum agar program kerja lembaga ke depan bisa lebih terarah dan memenuhi standar oragnisasi, serta mampu menambah khazanah ilmiyah dan pengelolaan program yang representatif sehingga mampu menopang program kerja kami selanjutnya, jelas Yasin.

Pada saat yang sama juga dilakukan diskusi dialogis bertempat di Aula PP. Darussyifa Sepanjang. Sementara materi yang disampaikan Ketum MUI Jatim terkait Surat Edaran MUI Jatim No. 01/Ed/MUI-JTM/II/2018 tertanggal 16 Jumadil Awal 1439 H./02 Februari 2018 M. Yang intinya, agar umat Islam khususnya dan rakyat Indonesia berpijak pada hasil keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI III tahun 2009 demi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa dan kewajiban menegakkan imamah dan imarah dalam kehidupan beragama. Terkait Pemilukada serentak MUI melaksanakan doa bersoma semoga negeri ini tetap aman, damai dan terkendali, tutupnya.

Ketum MUI Jatim mengingatkan kembali bahwa tugas MUI adalah harus meneguhkan jati dirinya sebagai "organisasi ulama waratsatul anbiya" yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengawal perjalanan umat Islam dan bang sa Indonesia ke depan menuju baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Pengurus MUI harus memiliki ilmu pengetahuan keagamaan yang mendalam dan mampu memberi contoh yang baik. Melakukan program kaderisasi ulama, dengan melakukan penjaringan kader-kader muda yang potensial di berbagai lembaga pendidikan. MUI perlu meningkatkan peranannya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hak-hak umat Islam di berbagai belahan dunia memalui rekomendasi kepada Pemerintah. MUI perlu merumuskan konsep pendidikan Islam yang ideal dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi untuk menentukan konsep pembentukan insan-insan Muslim yang ideal ke masa depan.

Selain itu MUI dituntut  inten mengawal dan memonitor media dakwah baik melalui televisi, media online dan cetak dan semua lini dakwah sebaiknya dirangkul dengan baik agar masyarakat bisa tercerahkan. Setelah meminta nasehat Ketum MUI Jatim, acara dilanjutkan Ziaroh ke Amqbarah Sunan Ampel Ahmad Raden Rahmatillah (Raden Rahmat) Surabaya dan Syaichona Kholil Bangkalan. (Mp).

Posting Komentar

0 Komentar