Pesantren Solusi Tepat Lahirkan Generasi Islam Toleran

 


Probolinggo (IslamNusantara) Hari ini Selasa, 14/5 sedang berlangsung Haflatul Iktibar ke 35 PP. Ummul Quro Kropak Bantaran dengan sangat meriah. Dalam agenda tahunan tersebut juga Ummul Quro menghadirkan tiga Muballigh dan Da’i yang cukup dikenal; Al-Habib Abu Bakar Al-muhdhor dan Drs. KH. Abdul Malik Sanusi dari Bondowoso. (Selasa, 14/5/2018).

Haflatul imtihan memiliki peran strategis dalam memperkenalkan peran dan kiprah pondok pesantren dan madrasah di tengah-tengah masyarakat terutama kiprahnya dalam dunia pendidikan.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan Mars Pesantren Ummul Quro dilanjutkan sambutan Pengasuh KH. Syaifullah Arif memohon doa dan dukungan semua pihak demi berjalannya syiar islam melalui dunia pendidikan. Dan Tahun ini Ummul Quro bermaksud mendirikan lembaga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Perlu disadari dan dipahami bahwa keberhasilan dan kemajuan pondok pesantren dan madrasah merupakan karunia Allah yang perlu kita syukuri, ungkap pengasuh Ummul Quro.

Keberadaan pondok pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan islam sebagai sebuah instansi yang kredibel dalam mencetak generasi yang mampu menguasai IPTEK dan memiliki IMTAQ. Memiliki kompetensi life skill yang mumpuni akan menjadi suatu hal familiar sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mempercayakan pendidikan putra-putri mereka di pendidikan pesantren. Dan pondok pesantren adalah Solusi Tepat yang mampu melahirkan generasi Islam Toleran.

Dalam kesempatan ini Habib Abu Bakar mengharap para santri lebih mengedepankan fungsi bukan gengsi. Berfungsi memberikan maslahah ketika telah kembali ke tengah-tengah masyarakatnya. Hidup adalah ujian, banyak diantara kita yang lulus ketika diuji dengan kemiskinan akan tetapi tidak lulus ketika diuji dengan kekayaan. Kita juga lulus ketika diuji dengan rasa sakit namun tidak sedikit lupa diri saat kesehatan tubuh Allah berikan. Karena Rasulullah SAW bersabda; “Dua kenikmatan yang sering dilupakan manusia, keadaan sehat dan waktu luang”.

Sementara KH. Malik Sanusi mengingatkan santri untuk tidak menyekutukan Allah SWT sebagaimana Wasiyat Lukman al-Hakim kepada putranya (baca Q.S. Lukman : 13). Santri mampu menjalankan sholat lima waktunya dengan baik. Ketika panggilan sholat memanggil, bersegeralah jangan pernah meremehkan suara adzan karena INDONESIA merdeka tidak lepas dari takbir Allahu Akbar.

Setiap bayi lahir orang tua si bayi memperdengarkan adzan dan Iqamah pada kedua telinganya bertujuan agar memori anak terekam dengan diawali keimanan. Selain itu perbanyaklah membaca sholawat untuk meneguhkan hati kita sebagai sumber keimanan itu sendiri. Ilmu akan terbuka jika hati kita terbuka. Anak siapapun kalau tidak belajar akan bodoh, maka dari itu hilangkan kebodohan diri dengan terus belajar meningkatkan dan mengasah diri yang bermuara pada keimanan karena hidup ini hakekatnya sedang menjalani ujian (baca Q.S. Almulk : 2). Terakhir amankan Ramadhan dengan memperbanyak amal kebajikan. Dalam acara tersebut juga dilaksanakan pemberian penghargaan kepada siswa dan santri berprestasi oleh Pesantren, baik di lembaga diniyah; Isti’dad, Ula, Wustha, Ulya maupun lembaga formalnyayang disaksikan semua undangan yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, wali santri, wali murid serta lapisan masyarakat terdekat. (Mp).

Posting Komentar

0 Komentar