Prob, 3-4 Juli 2012
Ketua KKM Diniyah Kecamatan
Wonomerto Bapak Mohamad Sugeng, S.Pd.I bekerjasama dengan Penyuluh Agama Islam
Fungsional Kementerian Agama Kab. Probolinggo (Ansori, S.Ag, M.Pd.I) mengadakan
Pembinaan dan Lomba Cerdas Cermat Santri Madrasah Diniyah Se Kec. Wonomerto
dengan Tema “Bangkitnya Generasi Emas di Wonomerto”. Acara tersebut digagas
sebagai bentuk nyata bagi Penyuluh agama islam untuk mengukur kemampuan
pendidikan keagamaan santri di Kec. Wonomerto serta untuk membangun sinergi antar guru, ustadz/ustadzah di
Madrasah Diniyah. Dalam sambutannya disampaikan bahwa Madrasah Diniyah termasuk
lembaga non formal yang juga memiliki peran serta dalam membantu program
pemerintah RI dalam mensukseskan pendidikan dasar 9 tahun demi terciptanya minat
baca santri dan menyiapkan Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi
keilmuan yang berkarakter, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Sisdiknas
no. 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Acara tersebut juga dihadiri oleh
PPAI Kec. Wonomerto (Bapak Syarifi, M.Pd.I) dan Kasi Pekapontren Kementerian
Agama Kab. Probolinggo (Bapak Dr. KH. Muhammad Nurhasan, SH, M.Hum). Bapak
Doktor atas nama Kementerian Agama menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh panitia dan utamanya kepada ketua KKM Diniyah kec. Wonomerto sebagai
apresiasi yang tak terhingga. Madrasah diniyah merupakan lembaga non formal
yang dikelola oleh masyarakat harus terkoordinir dengan baik melalui KKM
Diniyah dan PPAI Serta Penyuluh agama Islam Fungsional kecamatan Wonomerto,
Karena tanpa terkoordinir dengan baik dikwatirkan ilmu-ilmu keislaman di
Indonesia semakin hari akan semakin terkikis habis. Selanjutnya beliau meminta
para Kiai dan tokoh agama Wonomerto untuk sama-sama merenung dan berkontemplasi
kepada Allah Swt. Bahwa pendidikan keagamaan di lembaga pendidikan formal
hanyalah 2 jam pelajaran, bagaimana umat islam akan mampu memahami agamanya.
Sedangkan madrasah diniyah yang dikelola masyarakat ini 80% memberikan pemahaman
agama dan 20% memberikan pemahaman karakter Bangsanya, dan memahami bahasa
bangsanya, memahami bahasa Internasionalnya, walaupun Bahasa arab masih berada
dalam peringkat kesekian di dunia Internasinal karena umat islam itu sendiri
yang kurang memasarkan bahasa Internasionalnya. Kegiatan lomba cerdas cermat
ini bukan bertujuan untuk mencari kejuaran dan kemenangan, akan tetapi hendaknya
dijadikan sebagai tolak ukur di kemudian hari untuk lebih baik dari hari ini.
Beliau juga pernah diutus Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
sebagai Tim perumus madrasah diniyah di Bogor bahwa “Guru-guru madrasah diniyah
yang kebetulan guru negeri yang sudah bersertifikasi di lembaga yang lain, maka
jam pelajaran di madrasah diniyah itu dihitung sama dengan jam yang ada di
lembaga formal, itu merupakan pedoman dan keputusan pemerintah RI. Lulusan madrasah
diniyah akan diakui sama dengan lulusan sekolah formal dan Insyaallah pada
tahun 2013 Pendidikan Madrasah Diniyah ini disejajarkan dengan lembaga formal
akan tetapi madrasah diniyah harus tetap mampu mempertahankan eksistensinya
sebagai lembaga yang “Tafaqquh fiddin”, mampu mempertahankan keilmuan keagamaan
sebagai pembentuk karakter bangsa yang nantinya mampu membesarkan dunia
pendidikan formal, informal dan non formal. (Ansori, S.Ag, M.Pd.I (Reporter
Majalah Cahaya Gemilang Kantor Kemenag Kab. Probolinggo).
0 Komentar