Probolinggo, Rabu (9/10) Bertempat di Musholla Minanurrohman Tunggak Cerme Wonomerto, rumah Ansori, S.Ag. M.Pd.I (PAIF), Penyelenggara Pembina Syari’ah Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo, mengadakan Kegiatan Pembinaan Tamaddun & Penyuluh Agama Fungsional dan Penyuluh Agama Non PNS meliputi 4 Kecamatan; Wonomerto, Sukapura, Lumbang dan Sumberasih. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo, Bapak H. Busthomi, SH. M.Hi, Penyelenggara Binsyar Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo Bapak Drs. Muhammad Haris Hikmawan, M.Pd.I, PLT Kepala KUA Kec. Wonomerto Bapak Drs. Murib dan Penyuluh Agama Fungsional, Penyuluh Agama Non PNS serta Ketua Majlis Taklim binaan para penyuluh agama dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo. Acara ini dibuka oleh Bapak Drs. Muh. Haris Hikmawan, M.Pd.I, acara ini digagas demi untuk meningkatkan kinerja para penyuluh agama baik fungsional maupun non pns. Selanjutnya Bapak H. Busthomi, SH. M.Hi Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo menyampaikan bahwa apapun yang akan dilakukan oleh para penyuluh agama harus sesuai dengan tupoksinya. Tugas Penyuluh agama dalam memberikan pembinaan kepada masyarakat amatlah penting, mulai dari taraf pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, mulai dari tingkat ekonomi rendah sampai dengan tingkat maju. Peran mereka juga diharapkan mampu meminimalisir penyimpangan moral (amoral) yang terjadi di masyarakat, dengan menggalakkan kegiatan maghrib mengaji sampai isya’ di tiap-tiap masjid dan musholla. Orang tua hendaknya mampu menjadi suri tauladan (uswah hasanah) bagi putra-putrinya serta mampu menahan diri untuk tidak menyalakan Televisi di waktu maghrib sampai isya’ tersebut. Kita harus tekun dan giat melakukan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat melalui bahasa agama karena mereka benar-benar membutuhkan siraman rohani dari kita serta para da’i yang lain, tingkatkan komonikasi dengan masyarakat dan jangan sampai menimbulkan gesekan yang negatif kepada mereka, namun yang tidak kalah pentingnya adalah komonikasi kita dengan Sang Pencipta Allah Swt., kita harus senantiasa menjaga iman kita melekat kuat di dada serta mampu mengubah kondisi yang tidak baik menuju keadaan yang baik. Beliau juga berpesan agar seorang pemuka agama (kiai, da’i, muballigh, penyuluh agama) agar membiasakan diri bermunajat kepada Allah dengan menghidupkan waktu malam (Qiyaamul lail) dengan mendirikan sholat tahajjud karena sholat tersebut memiliki hikmah dan fadhilah yang besar. Bagi penyuluh PNS maupun non PNS juga diharapkan melakukan yang terbaik buat umat dan merasa memiliki kantor kementerian agama, karena diakui ataupun tidak sebagian rizki kita berasal dari kementerian agama, pungkasnya. Kemudian acara ini akhiri dengan doa oleh KH. Abdul Malik Damanhuri Ketua MUI Kec. Wonomerto. (MP)Probolinggo, Rabu (9/10) Bertempat di Musholla Minanurrohman Tunggak Cerme Wonomerto, rumah Ansori, S.Ag. M.Pd.I (PAIF), Penyelenggara Pembina Syari’ah Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo, mengadakan Kegiatan Pembinaan Tamaddun & Penyuluh Agama Fungsional dan Penyuluh Agama Non PNS meliputi 4 Kecamatan; Wonomerto, Sukapura, Lumbang dan Sumberasih. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo, Bapak H. Busthomi, SH. M.Hi, Penyelenggara Binsyar Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo Bapak Drs. Muhammad Haris Hikmawan, M.Pd.I, PLT Kepala KUA Kec. Wonomerto Bapak Drs. Murib dan Penyuluh Agama
Fungsional, Penyuluh Agama Non PNS serta Ketua Majlis Taklim binaan para
penyuluh agama dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo. Acara
ini dibuka oleh Bapak Drs. Muh. Haris Hikmawan, M.Pd.I, acara ini digagas demi
untuk meningkatkan kinerja para penyuluh agama baik fungsional maupun non pns.
Selanjutnya Bapak H. Busthomi, SH. M.Hi Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.
Probolinggo menyampaikan bahwa apapun yang akan dilakukan oleh para penyuluh
agama harus sesuai dengan tupoksinya. Tugas Penyuluh agama dalam memberikan
pembinaan kepada masyarakat amatlah penting, mulai dari taraf pendidikan dasar
hingga perguruan tinggi, mulai dari tingkat ekonomi rendah sampai dengan tingkat
maju. Peran mereka juga diharapkan mampu meminimalisir penyimpangan moral
(amoral) yang terjadi di masyarakat, dengan menggalakkan kegiatan maghrib
mengaji sampai isya’ di tiap-tiap masjid dan musholla. Orang tua hendaknya
mampu menjadi suri tauladan (uswah hasanah) bagi putra-putrinya serta mampu
menahan diri untuk tidak menyalakan Televisi di waktu maghrib sampai isya’
tersebut. Kita harus tekun dan giat melakukan penyuluhan dan bimbingan kepada
masyarakat melalui bahasa agama karena mereka benar-benar membutuhkan siraman
rohani dari kita serta para da’i yang lain, tingkatkan komonikasi dengan
masyarakat dan jangan sampai menimbulkan gesekan yang negatif kepada mereka,
namun yang tidak kalah pentingnya adalah komonikasi kita dengan Sang Pencipta
Allah Swt., kita harus senantiasa menjaga iman kita melekat kuat di dada serta
mampu mengubah kondisi yang tidak baik menuju
keadaan yang baik. Beliau juga berpesan agar seorang pemuka agama (kiai, da’i,
muballigh, penyuluh agama) agar membiasakan diri bermunajat kepada Allah dengan
menghidupkan waktu malam (Qiyaamul lail) dengan mendirikan sholat tahajjud
karena sholat tersebut memiliki hikmah dan fadhilah yang besar. Bagi penyuluh
PNS maupun non PNS juga diharapkan melakukan yang terbaik buat umat dan merasa
memiliki kantor kementerian agama, karena diakui ataupun tidak sebagian rizki
kita berasal dari kementerian agama, pungkasnya. Kemudian acara ini akhiri dengan doa oleh KH. Abdul Malik
Damanhuri Ketua MUI Kec. Wonomerto. (MP)
0 Komentar